PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA
Latar belakang lahirnya pergerakan nasional Indonesia tidak terlepas
dari peristiwa peristiwa di Asia, misalnya, kemenangan Jepang atas Rusia
(1901 – 1905), meningkatnya pendidikan rakyat, terbitnya surat kabar
sebagai media komunikasi, serta adanya paham baru yang masuk ke
Indonesia yang mempercepat tumbuh dan berkembangnya nasionalisme
Indonesia.
Menurut Sartono Kartodirjo, nasionalisme Indonesia merupakan antitesa
dari kolonialisme.Maksudnya, munculnya nasionalisme karena adanya
penjajahan oleh Belanda.
Ada beberapa yang melatarbelakangi Pergerakan Nasional Indonesia.
1. Pengaruh pendidikan
Adanya Trilogi Van Deventer, khususnya dalam bidang edukasi, ternyata
membawa pengaruh lahirnya sekolah bagi rakyat Indonesia. Walaupun pada
kenyataannya, sekolah
diperuntukkan anak-anak Barat namun rakyat pribumi juga mendapatkan bagian dari usaha pendidikan tersebut.
2. Diskriminasi
Perbedaan perlakuan yang dijalankan oleh penjajah terhadap rakyat
membuat status sosial rakyat semakin terpuruk. Rakyat pribumi
ditempatkan pada golongan terbawah, sedangkan bangsa Belanda menempatkan
dirinya pada golongan teratas.
3. Pengaruh paham baru
Paham baru yang berkembang di Eropa seperti nasionalisme, demokrasi, dan
liberalisme juga masuk ke negara jajahannya di Asia-Afrika. Pengaruh
dari paham baru inilah yang membuka pola pikir rakyat untuk menggunakan
kemampuannya melawan ketidakadilan dan perampasan hak atas bangsa
sehingga ada kebangkitan melawan penindasan penjajah untuk mewujudkan
hidup yang merdeka. Selain itu, munculnya kaum cerdik pandai juga
mendorong lahirnya organisasi modern di Indonesia untuk melawan
penjajah.
D. PERKEMBANGAN IDIOLOGI DAN ORGANISASI PERGERAKAN
NASIONAL INDONESIA
Pergerakan nasional ditandai oleh adanya organisasi yang sudah didukung
dan didirikan oleh segenap rakyat di Nusantara. Ciri organisasi
pergerakan nasional berbeda dengan pergerakan daerah, hal ini dapat kita
bedakan sebagai berikut.
1. Gerakan daerah bercirikan sebagai berikut.
a. Bentuk gerakannya belum diorganisasi, maka menggantungkan kepada pemimpin.
b. Sifatnya kedaerahan, maka bersifat insidental sementara.
c. Mengandalkan kekuatan senjata dan kekuatan gaib.
d. Belum ada tujuan yang jelas.
e. Gerakannya mudah bubar atau berakhir jika pemimpin mereka tertangkap.
2. Gerakan nasional bercirikan sebagai berikut.
a. Gerakannya sudah diorganisasi secara teratur.
b. Bersifat nasional baik wilayah atau cita-cita kebangsaan.
c. Perjuangan menggunakan taktik modern dan organisasi modern.
d. Sudah memiliki tujuan yang jelas yaitu Indonesia merdeka.
e. Gerakannya tangguh dan berakar di hati rakyat.
1. Budi Utomo
Kebangkitan nasional ditandai lahirnya Budi Utomo (BU) yang didirikan
pada tanggal 20 Mei 1908 oleh Dr. Sutomo, Suradji, dan Gunawan
Mangunkusumo yang waktu itu menjadi mahasiswa Stovia (kedokteran Jawa),
sedangkan perintisnya adalah Dr. Wahindin Sudirohusodo. Ia mendirikan
Studie Fonds (dana pelajar) guna membiayai pelajar yang tidak mampu.
Itulah sebabnya, BU disebut organisasi sosial dan perintis pergerakan
nasional. Adapun bidang gerak BU adalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
Ini tercermin dari tujuan yang akan dicapai oleh BU tersebut.
Tujuan BU adalah kemajuan bagi Hindia atau kemajuan yang harmonis bagi
nusa bangsa. Tujuan tersebut akan dicapai melalui usaha, antara lain,
memajukan pendidikan, teknik industri, pertanian, peternakan dan
perdagangan, serta menghidupkan kembali kebudayaan sendiri.
2. Sarekat Islam
Pada tahun 1911 di Laweyan, Solo berdiri organisasi Sarekat Dagang Islam
(SDI) dengan ketua Haji Samanhudi. Keinginan untuk menyaingi
pedagangpedagang Cina mendorong banyak orang
ingin menjadi anggota SDI. Tujuan SDI semula adalah memajukan
perdagangan untuk menyaingi pedagang-pedagang Cina. Namun pada akhirnya,
selain memajukan perdagangan, SDI juga ingin memajukan agama Islam.
Oleh karena itu, atas anjuran H.O.S. Cokroaminoto, nama SDI diubah
menjadi SI (Sarekat Islam) pada tahun 1912.
SI mempunyai beberapa tujuan, yaitu mengembangkan jiwa dagang, membantu
para anggota yang mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan derajat,
memperbaiki pendapat yang keliru mengenai agama Islam, hidup menurut
perintah agama. Karena bersifat kerakyatan, SI cepat mendapatkan
anggota. Akibatnya, Gubernur Belanda A.W.F. Idenburg ragu dan khawatir
terhadap SI, sehingga permohonan izin pengesahan SI ditolak. Oleh karena
itu, SI menyiasati hal tersebut dengan mendirikan Central Sarekat Islam
(CSI) di Surabaya yang diakui Belanda pada tanggal 18 Maret 1916.
Adapun tujuan didirikannya CSI adalah memajukan, membantu, memelihara, dan menjalin
kerja sama antar-SI lokal yang tergabung dalam CSI.
3. Indische Partij
Indische Partij (IP) didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung
oleh tiga serangkai, yaitu Douwes Dekker (Danudirdja Setiabudhi), Tjipto
Mangunkusumo, Soewardi Soerjaningrat
(Ki Hadjar Dewantara). Tujuan didirikannya partai polilik ini adalah
mempersatukan Hindia Belanda sebagai persiapan Hindia merdeka. Tujuan
ini disebarluaskan melalui surat kabar De Express.
Anggaran dasar dan program kerja IP adalah membangun patriotisme IP
terhadap tanah air, bekerja sama atas dasar kesamaan ketatanegaraan demi
memajukan tanah air, dan mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Untuk mencapai tujuan partai, cara-cara yang ditempuh IP adalah
memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, meresapkan cita-cita
kesatuan nasional Hindia, memperbesar pengaruh pro-Hindia dalam
pemerintahan, memperjuangkan persamaan hak setiap warga, memperbaiki
keadaan ekonomi Hindia, menghindiakan pengajaran untuk kepentingan
ekonomi.
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta oleh
K. H. Ahmad Dahlan, seorang ulama besar yang terpengaruh gerakan wahabi.
Tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah memajukan pengajaran Islam,
mengembangkan pengetahuan Islam dan cara hidup menurut peraturan Islam,
membantu dan meningkatkan kehidupan social masyarakat Islam.
Untuk mencapai tujuan partai, Muhammadiyah menempuh usaha-usaha, antara
lain, mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah berdasarkan
agama Islam untuk memberantas buta huruf; mendirikan dan memelihara
masjid, langgar, rumah sakit, dan rumah yatim piatu; membentuk badan
perjalanan haji ke tanah suci. Muhammadiyah mempunyai wadah khusus bagi
wanita (Aisyiah) dan bagi pria (Hisbul Wathon).
5. Gerakan pemuda
a. Trikoro Dharmo
Trikoro Dharmo didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh R.
Satiman Wiryosanjoyo, Sunardi, dan Kadarman. Trikoro Dharmo artinya tiga
tujuan mulia (= sakti, budi, bhakti). Adapun tujuan Trikoro Dharmo
adalah mencapai jaya raya dengan jalan memperkukuh persatuan antarpemuda
Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok.
Untuk mencapai tujuan, usaha-usaha yang dilakukan Trikoro Dharmo adalah
menambah pengetahuan umum bagi anggotanya; memupuk tali persaudaraan
antarmurid bumiputra sekolah menengah, sekolah guru, dan sekolah
kejuruan; membangkitkan dan mempertajam perasaan untuk segala bahasa
budaya Indonesia, khususnya Jawa.
Pada tahun 1918, nama Trikoro Dharmo diubah menjadi Jong Java.
Kegiatannya berkisar pada bidang sosial, budaya, pemberantasan buta
huruf, kepanduan, seni, dan lainnya. Pada kongresnya (1922) diputuskan
bahwa Jong Java tidak bergerak dalam bidang politik dan anggotanya
dilarang masuk partai politik. Namun, masuknya Agus Salim (tokoh SI)
menyebabkan Jong Java mulai bergerak dalam bidang politik. Oleh karena
itu, ada yang pro dan kontra. Akhirnya, yang setuju bergerak dalam
politik mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB) (1925) dengan agama Islam
sebagai dasar pergerakan dan menerbitkan majalah Al Noer.
b. Jong Sumatranen Bond (Persatuan Pemuda Sumatra)
Jong Sumatranen Bond (JSB) berdiri pada tahun 1917 di Jakarta dengan
tokohnya Moh. Hatta dan Muh. Yamin. Tujuan didirikannya JSB adalah
memperkukuh hubungan antarpelajar asal Sumatra dan mendidik mereka
menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya
Sumatra.
c. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI)
PPPI didirikan oleh para pelajar Jakarta dan Bandung pada bulan
September 1926 di Jakarta. Tokoh-tokoh PPPI adalah Abdullah Sigit,
Sugondo, Suwiryo, Reksodipuro, A.K. Abdul Gani, Sumanang. Tujuan PPPI
adalah memperjuangkan Indonesia merdeka. Untuk merealisasikan tujuannya
itu, maka sifat kedaerahan harus dihilangkan, perselisihan pendapat
antarnasionalis juga harus dihindarkan, dan para anggota harus rajin
belajar.
d. Pemuda Indonesia
Pemuda Indonesia semula bernama Jong Indonesia yang didirikan di Bandung
pada tahun 1927. Anggota Pemuda Indonesia kebanyakan dari kalangan
pelajar yang sekolah di luar negeri. Tokohnya adalah Sugiono, Yusapati,
Suwaji, Moh. Tamzil, Sartono, Asaat, dan Budhiarto.
Pada tanggal 28 Desember 1927, PI mengadakan kongres di Bandung yang
menghasilkan, antara lain, nama oragnisasi yang semula Jong Indonesia
diganti menjadi Pemuda Indonesia; bahasa Melayu ditetapkan sebagai
bahasa pengantar organisasi pemuda; Yusapati diangkat sebagai ketua,
Moh. Tamzil sebagai sekretaris I, Subagio Reksodipuro sebagai sekretaris
II, dan Mr. Asaat sebagai bendahara.
e. Indonesia Muda
Indonesia Muda berdiri pada tahun 1930. Indonesia Muda merupakan
organisasi nasional yang lahir sebagai peleburan organisasi kedaerahan.
6. Partai Komunis Indonesia (PKI)
Pada tanggal 4 Mei 1914, didirikan ISDV (Indische Sociaal Democratische
Vereniging) oleh orang-orang Belanda, seperti Dekker, Sneevliet, dan
Brandsteder bersama Semaun. Tujuan berdirinya ISDV adalah
menyebarluaskan paham sosial demokratis dengan membangun perasaan
revolusioner bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal 23 Mei 1920, nama ISDV diubah menjadi PKI dengan Semaun
sebagai ketua, Bergsma sebagai sekretaris, dan Dekker sebagai bendahara.
Pada tanggal 24 Desember 1920, PKI mengadakan Kongres Istimewa dan
mengambil keputusan untuk bergabung dengan organisasi Komintern.
Selanjutnya, PKI berpura-pura setuju menjadi anggota volksraad.
Sejak pemerintahan Belanda, PKI telah mengadakan pemberontakan.
Misalnya, pada tahun 1926 Alimin mengadakan pemberontakan di Jawa Barat
dan Banten. Kemudian pada tahun 1927, terjadi pemberontakan PKI di
Sumatra. Akibatnya, oleh Belanda sejak tahun 1927 PKI dianggap sebagai
organisasi terlarang.
7. Taman Siswa
Taman siswa merupakan lembaga pendidikan nasional yang didirikan oleh
Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) di Yogyakarta pada tanggal 3
Juli 1922. Lembaga ini bertujuan menyesuaikan sistem pendidikan dengan
kebudayaan Indonesia. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan Pancadarma
Taman Siswa yang meliputi dasar kodrat alam, dasar kemerdekaan, dasar
kebudayaan, dasar kebangsaan atau kerakyatan, dan dasar kemanusiaan.
Dalam pendidikan, Taman Siswa hendak mewujudkan system “among” untuk
mengadakan pola belajar asah, asih, asuh dan diterapkan pola
kepemimpinan “ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri
handayani” yang artinya seorang pemimpin harus dapat menjadi contoh,
memberi motivasi, dan mendorong untuk maju.
8. Partai Nasional Indonesia (PNI)
PNI berdiri pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung oleh Ir. Soekarno, dr.
Tjipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, Mr.
Budhiarto, dan Dr. Sanusi. Tujuan PNI adalah Indonesia merdeka. Tujuan
ini hendak dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri (self help).
Artinya, memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial dengan
kekuatan sendiri, misalnya mendirikan sekolah-sekolah,
poliklinik-poliklinik, bank nasional, dan koperasi. Itulah sebabnya, PNI
tidak mau bekerja sama dengan penjajah (nonkooperatif). Pergerakan PNI
didasarkan pada semboyan Marhaenisme, artinya memperjuangkan rakyat
miskin.
9. Gerakan wanita
Pelopor gerakan wanita adalah R.A. Kartini, putri Bupati Jepara Ario
Sosrodiningrat. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879. Cita-cita
beliau adalah memperbaiki derajat kaum wanita melalui pendidikan dan
pengajaran. Untuk merealisasikan tujuannya itu, Kartini mengadakan
kontak lewat surat dengan wanita Barat dan juga Nusantara. Surat-surat
Kartini inilah olehMr. Abendanon dijadikan buku berjudul Habis Gelap
TerbitlahTerang.
Dari Jawa Barat juga muncul tokoh wanita, yaitu DewiSartika yang
berusaha melepaskan tradisi dan adat pingitan bagi wanita seperti
kawinpaksa dan poligami. Perjuangan Kartini dan Dewi Sartika kemudian
mengilhami gerakan-gerakan wanita.
a. Putri Mardiko (1912) berdiri di Jakarta, tujuannya memberikan bantuan
bimbingan dan penerangan pada gadis pribumi dalam menuntut pelajaran,
tokohnya adalah R.A. Sabaruddin, R.A. Sutinah, Joyo, R.R. Rukmini.
b. Kartini Fonds (dana Kartini) yang didirikan Ny. T. Ch. Van Deventer
(1912) dengantujuan mendirikan sekolah bagi kaum wanita, misalnya Maju
Kemuliaan di Bandung, Pawiyatan Wanito di Magelang, Wanito Susilo di
Pemalang, Wanito Hadi di Jepara, Budi Wanito di Solo, dan Wanito Rukun
Santoso di Malang.
c. Keutamaan Istri, berdiri di Tasikmalaya (1913) dengan tujuan mendirikan sekolah untuk anak-anak gadis.
d. Kerajinan Amal Setia, berdiri di Gadang, Sumatra Barat tanggal 11
Februari 1914 dengan ketua Rohana Kudus. Tujuan didirikannya organisasi
ini adalah untuk meningkatkan pendidikan wanita seperti cara mengatur
rumah tangga, kerajinan tangan, dan cara pemasarannya.
e. Sarikat Kaum Ibu Sumatra di Bukittinggi.
f. Perkumpulan Ina Tani di Ambon.
Untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang kewanitaan dilakukan dengan
menerbitkan surat kabar Putri Hindia di Bandung, Wanita Swara di Brebes,
Soenting Melajoe di Bukittinggi, Putri Mardiko di Jakarta, Estri Oetom
10. Gerakan buruh
Gerakan buruh adalah organisasi pekerja atau kaum buruh untuk
memperjuangkan nasib mereka. Tujuan organisasi ini adalah memelihara dan
memperbaiki syarat perburuhan dengan mengatur hubungan kerja, mengatur
hubungan kerja antara pekerja dan pemerintah, dan mengatur kaum pekerja
sebagai golongan tersusun yang membangun bangsa.
11. Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan perkumpulan pelajar Indonesia di
negeri Belanda yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. PI berdiri
pada tahun 1908 dengan nama Indische Vereniging dan tokohnya adalah
Sosrokartono, Husein Jayadiningrat, Notosuroto, dan Sumitro Kolopaking.
Setelah kedatangan Soewardi Soerjaningrat dan Tjipto ke negeri Belanda
(1913), PI bergerak dalam bidang politik. Pada tahun 1922, Indische
Vereniging berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Orang Belanda
yang memerhatikan penderitaan rakyat Indonesia, misalnya Mr. Abendanon,
Van Deventer, Dr. Snouck Hurgronje, berusaha memperjuangkan nasib bangsa
Indonesia. Pada peringatan ulang tahun ke-15, Indische Vereniging,
mengeluarkan buku berjudul Gedenboek karangan Sukiman W.S. yang
menghebohkan Belanda.
12. Parindra (Partai Indonesia Raya)
Parindra merupakan gabungan dari BU dan PBI yang dibentuk dalam kongres
tanggal 24 – 26 Desember 1935 di Solo dengan ketua Dr. Sutomo. Tujuannya
adalah Indonesia Raya. Parindra menganut asas perjuangan kooperasi
tetapi kadang-kadang juga nonkooperasi.
13. MIAI (Majelis Islam A’laa Indonesia)
MIAI dibentuk 25 September 1937 di Surabaya dengan tokohnya K.H. Mas
Mansyur, K.H. Dahlah, dan K.H. Abdul Wahab. Tujuan MIAI adalah
mempererat hubungan antarorganisasi Islam Indonesia maupun luar negeri
serta mempersatukan langkah dan suara untuk membela kejayaan Islam.
14. Gapi (Gabungan Politik Kebangsaan Indonesia)
Gapi dibentuk atas prakarsa Parindra tahun 1939 dan yang menjadi anggota
adalah Parindra, Pasundan, Persatuan Minahasa, PSJI, Gerindo, dan PNI.
Pengurus hariannya adalah Abikoesno Tjokrosoejoso, Amir Sjarifuddin, dan
Husni Thamrin.
0 komentar:
Posting Komentar